Batu Akik Asal Nias Dengan Banderol Rp 15 Miliar

Kali ini, saya akan membahas tentang batu akik yang di banderol seharga Rp 15 Miliar, yang katanya batu ini adalah batu dengan harga tertinggi di Indonesia.

Batu akik memang menjadi tren sekarang, hampir seluruh wilayah di Indonesia telah mengenalnya, meskipun batu akik telah ada sejak dulu namun hanya sebagian orang saja yang berminat memakai dan mengoleksinya. Namun sekarang ini banyak orang, baik kamu tua dan muda berbondong-bondong mencari batu unik untuk dijadikan batu cincin. Batu akik tidak hanya dikoleksi oleh masyarakat biasa, para pengusaha kaya, artis, bahkan para petinggi negara pun ikut-ikutan mengoleksinya.
Selain untuk hiasan pribadi, tren batu akik juga menjadi salah satu mata pencarian masyarakat. Banyak masyarakat yang mencari batu unik untuk diolah dan menjualnya. Harga batu akik pun berbeda-beda mulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah.
Harga batu akik tergantung dari keunikan batu tersebut serta kesulitan mendapatkannya.

Tren batu akik juga telah sampai di tanah Sumatera khususnya daerah Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Di daerah tersebut memang terkenal dengan batu akiknya yang unik dan bermanfaat.

Di daerah tersebut (Nias), telah diperkenalkan salah satu batu akik langka yang memiliki bentuk unik yang dibanderol seharga Rp 15 Miliar yang dinamakan "Sigori Lafau". Batu ini ditemukan di Sungai Mida, Desa Laihua Alasa Talumuzoi, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara oleh seorang warga pemburu batu akik Nias yang bernama Karsani Aulia Polem (33 tahun) yang tinggal di jalan Pattimura, Desa Mudik, Kecamatam Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.

Batu ini telah ditawar seharga Rp 1,2 Miliar namun karena keunikan dan kesulitan dalam mendapatkan batu ini, membuat pemiliknya membanderol "sigori lafau" seharga Rp 15 Miliar.

Keunikan dari batu ini antara lain, bentuknya yang berwarna bening transparan, warna dasar yang berada dalam ruang batu yakni merah, kuning, hitam, abu-abu, merah muda dan beberapa warna lainnya, serta di dalam batu ini terdapat butiran emas, perak dan berlian.
Batu ini memiliki ukuran panjang 6 cm, lebar 3 cm, tebal 0,5 cm dan berat 4 gram.

Selain itu, batu ini diyakini sebagai batu tertua di Nias yang diperkirakan berumur ribuan tahun dan dipercaya sebagai tameng dari berbagai hal buruk, juga dipercaya dapat mencegah longsor.

Pemilik batu "sigori lafau" ini akan melalukan pemeriksaan di laboratorium dan berencana membawanya ke Gem Research International (GRI) yang berada di Medan, Sumatera Utara. Uji laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui umur dan jenis dari batu tersebut serta kandungan yang terdapat di dalamnya. Setelah uji laboratorium, batu ini juga akan disertifikasi.